AKBID SINAR KASIH TORAJA
2012/2013
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang terindah kami ucapkan selain beterima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan pekenanan-Nya sehingga makalah dan ASKEB
ini dapat selesai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah
ini kami susun sebagai salah satu kegiatan dalam proses belajar mengajar untuk
melengkapi tugas kelompok Dokumentasi Kebidanan. Kami menyadari bahwa segala
yang telah kami rangkum dalam tugas ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami
sangat mengharapkan kitik dan saran yang membangun dari bebagai pihak.
Kiranya
Tuhan Yang Maha Esa yang adalah sumber ilmu pengetahuan memberkati kita semua
Makale, November 2012
Penulis
Daftar isi
Halaman
judul…………………………………………………………………………………………………………………..
Kata pengantar…………………………………………………………………………………………………………………
Daftar
isi…………………………………………………………………………………………………………………………..
Bab I pendahuluan
A.
Latar belakang………………………………………………………………………………………………….
B.
Tujuan……………………………………………………………………………………………………………...
Bab II pembahasan
1.
Pengertian………………………………………………………………………………………………………..
2.
Jenis-jenis KB suntik…………………………………………………………………………………………
3.
Cara kerja…………………………………………………………………………………………………………
4.
Keuntungan……………………………………………………………………………………………………...
5.
Kerugian dan efek samping……………………………………………………………………………….
6.
Indikasi…………………………………………………………………………………………………………….
7.
Kontra indikasi…………………………………………………………………………………………………
8.
Cara pemberian………………………………………………………………………………………………..
9.
Interaksi obat…………………………………………………………………………………………………...
Bab III ASKEB KB
Bab IV Penutup
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………
B.
Saran……………………………………………………………………………………………………………………..
Daftar
Pustaka………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai
dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga
dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus
yang akan melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan
makmur, proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah
satunya dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB).
Program KB nasional bertujuan ganda yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk.
Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional yaitu tercapainya
kondisi pertumbuhan penduduk seimbang.
Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang
berusaha meningkatkan mutu para pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua
lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu juga dengan para
akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi
yang digunakannya (Hartanto, 2002).
Tujuan Gerakan KB Nasional ialah
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera melalaui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
penduduk Indonesia. Sasaran gerakan KB Nasional ialah :
·
Pasangan usia subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
·
Generasi muda
·
Pelaksana dan pengelola KB
·
Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)
B.
TUJUAN
1. Pengertian
Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
2. Jenis
Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
3. Mengetahui
Cara Kerja Kontrasepsis Suntik (KB Suntik)
4. Mengetahui
Keuntungan dan Efek Samping Puenggunaan Kontrasepsi Suntik (KB suntik)
5. Mengetahui
Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan (KB Suntik)
6. Mengetahui
Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik (KB Suntik)
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk
mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi
hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan
aman.
Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan
KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
2.
JENIS KB SUNTIK
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering
digunakan di Indonesia antara lain:
ร Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
ร Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera,
Depogeston.
3.
CARA KERJA
ร
Menghalangi ovulasi (masa subur)
ร
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
ร
Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
ร
Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
ร
Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat
untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan).
Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat
dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera,
Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran
progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan
membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke
rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus
(dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan
mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder.
Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH
menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap
gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan
proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil
oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung
pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
keadaan hipo-estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera,
endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak
aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama,
endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau
hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari
setelah suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks
menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.
Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium kurang layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan
transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan
menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan
tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin
hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin
dengan sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
4.
KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi
sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun
(Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI),
kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang
darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan
kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko
kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan
oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak
mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan
reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga
medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu
mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan
berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja
peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan
berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita
tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
5.
KERUGIAN DAN EFEK SAMPING
Gangguan haid. Siklus haid memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
Permasalahan berat badan merupakan efek
samping tersering
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
Efek yang terakhir
dan efek peningkatan berat badan terjadi karena pengaruh hormonal, yaitu
progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk
mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel
yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat
menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak
yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat
lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang
mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang
sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan
dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni)
saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan
menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.
6.
INDIKASI
Indikasi pemakaian
kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi
jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat
ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak
ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau
klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang
menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses
sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
7.
KONTRA INDIKASI
Beberapa keadaan
kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu
dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang
menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar),
mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau
menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang
dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
8.
CARA PEMBERIAN
a.
Waktu Pemberian
ร Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca
salin dan setelah ASI berproduksi
ร Setelah keguguran : segera setelah
dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi)
ร Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari
ke-5 masa haid
b.
Lokasi Penyuntikan
ร Daerah bokong/pantat
ร Daerah otot lengan atas
9.
INTERAKSI OBAT
Aminoglutethimide
(Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari medroxyprogesterone lewat
hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone dalam darah dan
memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
A
S U H A N KEBIDANAN
KELUARGA B E R E N C A N A
P A D A NY. ”S”
CALON AKSEPTOR S U N T I K A N
DEPO MEDROKSIPROGESTERON ASETAT (DMPA)
DI
PUSKESMAS PANOLI
TANGGAL 20 JANUARI 2009
No.Reg. :
00 37 55 59
Tgl kunjungan :
20 oktober
2012 Pukul 10.05 WITA
Tgl pengkajian : 20 oktober 2012 Pukul 10.05-10.10.35 WITA
LANGKAH I
IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas
Istri / Suami
Nama : Ny. “S“ / Tn. “B“
Umur : 35 tahun / 47 tahun
Suku :
Toraja
/ toraja
Agama : Islam / Islam
Pendidikan :
SMA / S1
Pekerjaan :
IRT / PNS
Pernikahan : Sah, I (Pertama) ± 7 tahun
Alamat : panoli
B. Data
Biologis / Fisiologis
1.
Ibu
datang ke klinik KB,ingin menjadi akseptor KB suntikan 3 bulan
2.
Ibu
ingin mengatur jarak kehamilannya
3.
Haid
Terakhir tanggal 03 oktober 2012 dan belum pernah kumpul dengan suami
4.
Ibu
sementara menyusui
C. Riwayat
Kesehatan Sekarang dan Lalu
1.
Ibu
tidak pernah menderita penyakit Jantung, DM, Hipertensi, malaria, dan PMS
2.
Tidak
ada riwayat operasi dan transfuse darah.
3.
Tidak
ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.
4.
Tidak
ada riwayat ketergantungan obat-obatan terlarang, minuman beralkohol dan rokok.
D. Riwayat
Reproduksi
1.
Riwayat
haid
a.
Menarche : umur 15 tahun
b.
Siklus
haid : 28-30 hari
c.
Lamanya
haid : 5-6 hari
d.
Dismenorhea :
Tidak ada
2.
Riwayat
obstetri
a.
P
III A O
b.
Riwayak
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Tahun
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Nifas
|
||||||
|
Keadaan
|
Jenis
|
Tempat
|
Pnlg
|
JK
|
BBL
|
Laktasi
|
Keadaan
|
||
2007
|
Aterm
|
Baik
|
PPN
|
PKM
|
Bidan
|
♀
|
3500
|
±
1 thn
|
Hidup
|
|
2010
|
Aterm
|
Baik
|
PPN
|
PKM
|
Bidan
|
♂
|
3200
|
±2
thn
|
Hidup
|
|
2012
|
Aterm
|
Baik
|
PPN
|
RSWS
|
Dokter
|
♂
|
3400
|
Sementara
disusui
|
Hidup
|
|
3.
Riwayat
ginecologi
a.
Ibu
tidak memiliki riwayat gynecologi.
b.
Tidak
ada riwayat penyakit PMS.
4.
Riwayat
keluarga berencana
Ibu belum
pernah menjadi akseptor KB sebelumnya
E. Pemeriksaan
Fisik
1.
Keadaan
umum baik.
2.
Berat
Badan : 56 kg.
3.
Tanda-tanda
vital :
§ Tekanan darah : 110/80 mmHg
§ Nadi : 84 x/menit
§ Suhu : 36,5 ยบ C
§ Pernapasan : 22 x/menit
4.
Tidak
ada edema pada wajah, tangan dan kaki.
5.
Konjungtiva
merah muda, sclera putih (tidak ikterus).
6.
Tidak
ada caries pada gigi.
7.
Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
8.
Tidak
ada massa atau benjolan pada payudara, ada ASI bila payudara di pencet.
9.
Tidak
ada varices pada tungkai atas dan bawah.
F. Data
psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
1.
Suami
mendukug ibu menjadi akseptor KB.
2.
Hubungan
klien dengan suami dan keluarga harmonis.
3.
Ibu
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4.
Menurutnya,
agama tidak melarang untuk ber-KB asalkan tujuannya untuk mengatur jarak
kehamilan
5.
Penghasilan
suami cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
LANGKAH II
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Calon Akseptor kontrasepsi
Suntikan Depo Medroksiprogesteron Asetat
1. Data Dasar
a.
Data
Subjektif :
1)
Ibu
ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan
2)
Haid
Terakhir tanggal 03 oktober 2012
3)
Ibu
sedang menyusui
b. Data Objektif :
1)
Tanda-tanda
vital :
a)
Tekanan
darah : 110/80 mmHg
b)
Nadi : 84 x/menit
c)
Pernapasan : 22 x/menit
d)
Suhu : 36,5 ยบ C
2)
Tidak
ada massa dan
nyeri tekan pada payudara
3)
Tidak
ada varices pada kedua tungkai.
2. Analisa dan interpretasi data
1. Klien
belum pernah menjadi akseptor KB Suntik sebelumnya. Akseptor baru adalah
seorang wanita yang pertama kali menggunakan salah satu metode kontrasepsi.
2. Ibu
memenuhi syarat untuk menjadi akseptor KB suntik sesuai dengan penapisan klien Suntik
DMPA yaitu ibu tidak mempunyai riwayat hipertensi dan penyakit jantung,
dismenorhoe berat, , ibu usia reproduktif, multipara, ibu sedang menyusui,
3. Tidak
ada kontraindikasi pada ibu untuk menjadi akseptor KB Suntik diantaranya : ibu
yang sedang hamil, perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, Riwayat
Diabetes Mellitus, dan tidak menderita kanker payudara.
LANGKAH III
ANTISIPASI MASALAH / DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada data yang menunjang
adanya diagnosa/masalah potensial
LANGKAH IV
RENCANA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada indikasi yang
mendukung perlunya tindakan segera/kolaborasi
LANGKAH V RENCANA ASUHAN KEBIDANAN / INTERVENSI
A. Tujuan :
Ibu menjadi akseptor KB
suntik DMPA
Kriteria :
- Ibu mendapatkan Suntikan DMPA
- Ibu mengerti tentang efek samping
pengunaan KB Suntik
B. Rencana
tindakan kebidanan.
1.
Sambut
ibu dengan Senyum, Salam dan Sapa.
Rasional
:
Membentuk
hubungan yang baik dengan klien
2.
Jelaskan
pada ibu tentang
a.
Cara
Kerja DMPA
b.
Keuntungan
c.
Kekurangan
Rasional
:
Menambah
pengetahuan ibu.
3.
Jelaskan
keuntungan dan kerugian menggunakan suntikan DMPA
Rasional :
Menambang
pengetahuan ibu
4.
Jelaskan
efek samping yang dapat terjadi setelah memperoleh suntikan
Rasional :
Agar ibu
mengetahui efek samping mengguanakan metode Suntikan DMPA, sehingga ibu tidak
khawatir belebihan jika sekiranya terjadi
5.
Pelaksanaan
pemberian pelayanan KB.
Rasional
:
Untuk
memenuhi keinginan ibu menjadi akseptor KB suntikan DMPA
6.
Beritahu
ibu untuk datang kembali 3 bulan yang akan datang yaitu pada tanggal 20 januari 2013
Rasional
:
Dengan
memberitahukan ibu jadwal suntikan berikutnya maka ibu akan datang sesuai
jadwal yang diberikan.
LANGKAH VI
PENATALAKSANAAN ASUHAN
Tanggal 20 oktober 2012 Pukul 10.05-10.35 WITA
1.
Menyambut
ibu dengan Senyum, Salam dan Sapa.
2.
Menjelaskan
pada ibu tentang
a.
Cara
Kerja DMPA
DMPA bekerja
dengan cara menghabat produksi sel telur serta mengentalkan lendir serviks
sehingga menghalangi sperma bertemu dengan sel telur
b.
Keuntungan
Keuntungan
menggunakan suntikan DMPA antara lain: Tidak mempengaruhi produksi ASI, sedikit
efek samping, pencegahan kehamilan jangka panjang, dan tidak mengganggu
hubungan suami istri
c.
Kekurangan
Kekurangannya
antara lain tidak mencegah penyakit menular seksual, ibu harus datang setiap
jadwal suntikan, dan tidak dapat dihentikan sewktu-waktu hingga jadwal suntikan
berikutnya
3.
Menjelaskan
efek samping yang dapat terjadi setelah memperoleh suntikan diantaranya siklus
haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang bayak atau sedikit,
Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak, dan tidak haid sama
sekali
4.
Melaksanakan
pemberian pelayanan KB; Menyuntikkan DMPA secara IM pada Paha Sebelah kanan.
5.
Memberitahu
ibu untuk datang kembali 3 bulan yang akan datang yaitu pada tanggal 20 januari 2013
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 20 oktober 2012 Pukul 10.35 WITA
1.
Ibu
menjadi Akseptor KB suntik DMPA
2.
Ibu
mengetahui dan mengerti manfaat dan kerugian menggunakan suntikan DMPA
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BERENCANA PADA NY. ”S”CALON AKSEPTOR
SUNTIKAN
DEPO MEDROKSIPROGESTERON ASETAT (DMPA)
DI
PUSKESMAS PANOLI
TANGGAL 20 OKTOBER 2012
No.Reg. : 00 37 55 59
Tgl kunjungan :
20
oktober 2012 Pukul
10.05 WITA
Tgl pengkajian : 20 oktober 2012 Pukul 10.05-10.10.35 WITA
Identitas
Istri / Suami
Nama : Ny. “S“ / Tn. “B“
Umur : 45 tahun / 47 tahun
Suku :
toraja
/ toraja
Agama : Islam / Islam
Pendidikan :
SMA / S1
Pekerjaan :
IRT / PNS
Pernikahan : Sah, I (Pertama) 7 tahun
Alamat : Panoli
DATA
SUBJEKTIF ( S )
1.
Ibu
ingin menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.
- Haid Terakhir tanggal 3 oktober
2012 dan
belum pernah kumpul dengan suami
3.
Ibu
ingin mengatur jarak kehamilannya
4.
Ibu
masih sedang menyusui bayinya
DATA
OBJEKTIF ( O )
1.
anda-tanda
vital :
e)
Tekanan
darah : 110/80 mmHg
f)
Nadi : 84 x/menit
g)
Pernapasan : 22 x/menit
h)
Suhu : 36,5 ยบ C
2.
Tidak
ada massa dan nyeri tekan pada payudara
3.
Tidak
ada varices pada kedua tungkai
ASSESSMENT
( A )
Calon Akseptor Suntikan
Depo Medroksiprogesteron Asetat
Planning
( P )
Tanggal 20 oktober 2012 Pukul 10.05-10.35
1.
Menyambut
ibu dengan Senyum, Salam dan Sapa.
2.
Menjelaskan
pada ibu tentang
a.
Cara
Kerja DMPA
DMPA bekerja
dengan cara menghabat produksi sel telur serta mengentalkan lendir serviks
sehingga menghalangi sperma bertemu dengan sel telur
b.
Keuntungan
Keuntungan
menggunakan suntikan DMPA antara lain: Tidak mempengaruhi produksi ASI, sedikit
efek samping, pencegahan kehamilan jangka panjang, dan tidak mengganggu
hubungan suami istri
c.
Kekurangan
Kekurangannya
antara lain tidak mencegah penyakit menular seksual, ibu harus datang setiap
jadwal suntikan, dan tidak dapat dihentikan sewktu-waktu hingga jadwal suntikan
berikutnya
3.
Menjelaskan
efek samping yang dapat terjadi setelah memperoleh suntikan diantaranya siklus
haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang bayak atau sedikit,
Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak, dan tidak haid sama
sekali
4.
Melaksanaan
pemberian pelayanan KB; Menyuntikkan DMPA secar IM pada Paha Sebelah kanan.
5.
Memberitahu
ibu untuk datang kembali 3 bulan yang akan datang yaitu pada tanggal 20 januari 2013
BAB IV
PENUTUP
A.. KESIMPULAN
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik
hanya sekitar 0.3 kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian. ( 1
dari 333 pemakai masih bisa hamil)
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa
subur dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina
pun menjadi lebih kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam
rahim. Dengan demikian kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel
telur dan sperma.
DAFTAR PUSTAKA
Proverawati Atikah, 2010, Panduan Memilih Kontrasepsi, Yogyakarta
Rahardja,
Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Saifuddin,
A.B., 2006, Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Pk-54-PK58, Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar